Ini hanya sekedar sharing ya... bukan untuk selalu dijadikan acuan untuk melatih... ☺☺☺
Salam olahraga,
Sudah lama saya tidak menulis di
blog. Belakangan saya sangat sibuk mengembangkan sekolah renang yang baru kami
dirikan. Biasa, namanya usaha baru, masih bayi, selalu ada kurang disini dan
disitu yang harus segera dibenahi. Puji Tuhan saat ini sekolah kami bisa
menjadi berkat bagi banyak orang.
Saya juga sudah rindu membagi
tulisan lagi lewat blog ini. Topik kali ini tentang USRPT (Ultra Short Race Pace Training). Banyak teman yang menulis
email kepada saya minta dibahas mengenai topik ini.
Bagi yang baru mendengar tentang
USRPT, secara singkat, ini metode latihan terbaru yang sedang banyak
dibicarakan di dunia renang karena salah satu perenang remaja di US yang
menerapkan metode latihan ini secara murni memberikan hasil yang sangat
fenomenal.
Dia adalah Michael Andrew, saat ini memecahkan 32 rekornas age group (KU) di US. Dia tidak
bergabung di klub manapun (latihan sendiri), dilatih oleh ayahnya Peter Andrew,
bekas perenang olimpiade Afrika Selatan. Latihan di kolam sendiri di rumah,
kolam pendek 25 yard. Program latihan disusun oleh ayahnya bersama Dr.Brent Rushall, professor bidang olahraga di
San Diego State University pencetus metode USRPT ini. Sebagai gambaran, Michael
tidak pernah latihan lebih dari 3000m per sesi latihannya, repeat yang
dilakukan tidak pernah diatas 75m (kebanyakan 25 dan 50), intinya hampir semua
bentuk latihannya pendek (short) dan dilakukan dengan race pace speed.
USRPT sangat berbeda secara filosofi
dengan metode latihan saat ini. Metode ini berpendapat ‘ Untuk apa seorang
atlet renang harus latihan ribuan meter tiap hari, hanya untuk berlomba yang
rata-2 tidak lebih dari 200m.’ Menurut Dr. Rushall metode latihan renang saat
ini membosankan dan menyiksa atlet sehingga banyak atlet berbakat yang pensiun di
usia dini entah karena bosan atau cedera.
Gambaran metode USRPT ini sebagai
berikut:
· Metode ini di klaim sebagai satu-satunya metode latihan
renang yang didasari hasil riset ilmiah (metode lain dianggap banyak yang hanya
berdasarkan pengalaman pelatih saja).
· Semua
bentuk latihan dilakukan dengan kecepatan race pace (kecuali pemanasan),
termasuk drill teknik juga pada kecepatan race pace.
· Repeat tiap set dilakukan short (pendek) antara 10m sd
75m. Istirahat juga pendek, untuk menjaga system energy tetap pada zona
aerobic. Apabila istirahat terlalu panjang maka system energy pindah ke zona
anaerobic yang buntutnya akan menimbulkan akumulasi laktat. Metode ini juga
mengharuskan si perenang untuk istirahat lebih apabila sudah tidak dapat
mencapai target pace yang diminta (juga supaya tidak terjadi akumulasi laktat).
Contoh: misalnya perenang B punya catatan waktu 1:00 untuk 100m bebas. Set yang
dipakai untuk USRPT adalah 25m x 30, target waktu = 1:00 / 4 = 15 det,
istirahat sekitar 10-15 detik. Misal pada repeat ke-11 si B jalan 15.01 (lebih
dari 15 det) maka dia dianggap gagal dan harus istirahat 1 repeat (yg ke-12
off, dipakai istirahat tambahan, yang ke-13 ikut lagi).
Intinya, latihan ini tidak menimbulkan akumulasi laktat yang berlebihan sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk recovery. Dibandingkan metode saat ini, misalnya apabila kita memberi latihan intensitas tinggi buat atlet kita, maka dia perlu waktu minimal 48 jam untuk recovery (bila dilanggar ada resiko overtraining), selama 48 jam itu tidak boleh ada latihan intensitas tinggi. Sedangkan dengan metode USRPT karena tidak terjadi akumulasi laktat, maka bisa dilakukan latihan intensitas tinggi setiap hari bahkan pagi / sore pun OK.
Mari kita buat hitung-hitungan: dg metode biasa, seorang perenang A hanya bisa latihan intensitas tinggi 3x per minggu (Senin, Rabu, Jumat) hari-2 lain dipakai untuk recovery (volume, drill, sprint pendek), misalnya per sesi si A sangat terlatih sehingga bisa latihan 6000m dengan intensitas tinggi (diatas threshold) maka seminggu si A latihan 18.000m (high intensity). Perenang B menggunakan metode USRPT, kalau si B latihan pagi/sore tiap hari per sesi dia hanya latihan 2500m saja (high intensity), maka seminggu dia bisa mendapat manfaat latihan high intensity sebanyak 2500x2 sesi x 6 hari = 30.000m hampir dua kali lipat perenang A dan kelihatannya tidak begitu mengerikan dibandingkan set 6000 intensitas tinggi yang dilakukan perenang A (misal: 100m x 60).
NB:
Berdasarkan penelitian yang lain, jenis latihan yang memberikan efek secara
langsung pada performa waktu lomba hanya latihan dengan intensitas
tinggi.
·
MACKENZIE, B. (2006) Why
high-intensity training is better than high-volume training [WWW]
Available from: http://www.brianmac.co.uk/swimming/swimspeed.htm
·
BRANDON, R. (2002) Why high intensity training is a better model than
high volume training for swimmers, especially sprinters. Peak Performance, 167, p. 8-11
Saya tidak dalam kapasitas menilai
metode ini apakah lebih baik dari metode yang dipakai saat ini (Total
Conditioning / Periodisasi). Saya hanya mengajak para coach untuk berpikiran
terbuka dan mempelajarinya karena ada beberapa hal dari metode ini yang lebih
unggul dari metode lain:
1.
Total volume latihan intensitas tinggi yang memungkinkan untuk dijalani
tanpa resiko overtraining.
2.
Untuk perenang professional kelas dunia dimana system lomba adalah World
Series, yang menuntut perenang berlomba sebulan bisa 3-4 kali di tempat yang
berbeda (seperti turnamen bulu tangkis atau tenis), saya rasa metode ini lebih
cocok karena dengan metode periodisasi seorang perenang hanya bisa peak (tampil
maksimal) 3x dalam setahun sedangkan dengan USRPT dia bisa peak pada setiap
lomba.
Mungkin kita bisa mengadaptasi sebagian untuk
perenang kita agar mereka bisa mencapai hasil yang lebih maksimal, seperti
pendapat coach Dave Salo, salah satu pelatih
renang terkemuka dunia (melatih Rebecca Sony, Jessica Hardy, dll). Atau
pendapat pelatih Michael Phelps, Bob Bowman, juga patut kita simak
untuk member pertimbangan yang jelas mengenai metode baru ini.
Menurut saya pribadi setiap kita harus terus
belajar dan berkembang jangan berhenti pada keadaan sekarang, kita harus
berpikir bahwa kita juga mampu mencetak perenang kelas dunia, juara Olimpiade.
Tanpa punya keyakinan positif, kita tidak akan kemana-mana. Cina, Jepang, Korea
saja yang dulu orang bilang tidak mungkin orang asia bisa mengalahkan ras barat
(bule)dalam olahraga renang, sekarang mereka merajai renang di beberapa nomor.
Singapore Negara tetangga kita yang kecil itu sekarang bisa menelorkan perenang
kelas dunia (tercepat di usianya) Joseph Schooling dan Darren Lim.
TERIMA KASIH
Sumber : google.co.id
Sumber : google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar