Senin, 14 Februari 2011

Pendakian solo (Sendirian)

Pendaki solo sebnarnya banyak, cuma jarang ketahuan. Yang diekspos media (net/cetak) misal Budiyanto (iwan avtech), Willem Tandike. Ada juga yg di multiply/blog2, semisal Sulung Prasetyo. Banyak kok, cuman jarang ketahuan. Barangkali alasan mendaki solo adalah kepuasan pribadi, sangat personal, jadi mereka enggan utk mewartakan keluar.

Teknis teknis pendakian soliter kayaknya pernah diuraikan di milis tetangga. Silakan browse. Sebenarnya solo atau rame2, sama saja persiapannya. Hanya beda kuantitas aja.

Menurut saya:

1. Persiapkan data baik2. Sebelum mandaki cari literatur gunung yg dituju. Baca dan baca. Internet menyediakannya gratis. Itu sebabnya saya menyarankan temne2 utk selalu berbagi cerita pendakian karena akan bermanfaat bagi orang lain. Baca seolah besok mau ujian: turun bis dimana,ciri basecamp apa, pos 1 bentuknya gimana, airnya, jalur pendakian, dan apa saja KECUALI CERITA MISTISNYA! Bukan apa2, secara psikologis crita2 dmikian akan berdampak (-) pada semangat di jalan.

2. Persiapkan fisik. Terserah apakah kamu sudah merasa sehat fit gagah, tapi selalu persiapkan diri baik2 sblum mendaki.Ingat, tdk ada yg menolong di gunung kecuali anda sendiri.

3. Pamitan atau kasi informasi orang lain.

4. Bawa alat komunikasi (minimal HP) dan GPS jika ada.

5. Penuhi sendiri semua. Jadi mulai dari obat2an, kompor, tenda, sampai makanan bawa sendiri.

6.Atur jadwal sendiri
Meski tdk ada yg mengejar tetapi sebisa mungkin buat perencanaan waktu yg ketat. Semisal, berhenti jika sudah jam 16.00 utk ngecamp. Turun dari puncak sebelum tengah hari, mulai jalan jam 6, dst. Disiplinlah dengan waktu yg sudah dibuat. Tidak ada yg mengingatkan kamu di gunung kecuali jadwal.

7.Jangan paksa diri.
Saat berjalan jangan sok2an gagah atau ngebut. Santai saja, kalo sudah cape istirahat. Tenangg...tidak ada yang nungguin di atas atau menyela dari bawah. Puncak gak tergapai gak masalah... Saat nanjak juga jangan memaksa. Meloncat atau merayap, pertimbangkan baik2 resikonya.Ikuti jalur, cari yg aman, santai sajalah.

8. Malam di tenda ngapain? Ya tidur aja. atau ngeblog, fesbukan, terserah. Tapi lebih baik istirahat. Sendirian di hutan terkadang menimbulkan sensasi lain, bergantung pengalaman bawah sadar yang barusan ditanam. Jika sebelum naik sudah ditakuti cerita mistis bisa jadi ketakutan itu akan keluar ketika malam2 bengong di tenda. Jadi, buang semua pengaruh2 negatif itu sebelum naik. Hindari waktu luang berlebih dg segera istirahat.

9.Sapa pendaki lain ketika bertemu. Ngobrol sebentar utk menginformasikan kondisimu. Siapa tahu kamu butuh bantuan, merekalah yang akan pertama datang. Jangan segan mengaku sedang mendaki sendirian ketimbang bohong ndaki ramai2 trus teman2nya dah di atas. Informasi yg salah akan membahayakan diri sendiri manakala kita tertimpa hal buruk.

10. Jangan berangkat dengan sombong, menantang, meremehkan. Bahkan ketika kamu selamat tiba di bawah semua keberhasilan itu tidak akan membuktikan apa-apa. Gunung tetap di sana, alam masih teratur dg hukum rimbanya. Mendaki solo, so what? Semua baru akan bermanfaat jika kita membaginya ke orang lain.


Harapan saya sih mulai banyak rekan2 yg mendaki scara solo utk mengurangi dampak ke lingkungan (ya, harapan). Bukankah mode UL sudah banyak diterapkan di sini? Dan UL adalah bagian dari mendaki solo.

Selamat menjelajah.

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2665141

Tidak ada komentar:

Posting Komentar